Memahami Keheranan Yesus
Admin GKI-IAT | Diposting pada |
Nas: Salah seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring (Lukas 17:15)
Suatu ketika saya mengajak sembilan anak untuk makan bersama di sebuah restoran. Melihat mereka menikmati hidangan dengan lahap, saya merasakan kebahagiaan yang tak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Menariknya, setelah kami selesai makan dan bersiap untuk kembali ke rumah langkah kaki saya terhenti sejenak,karena ada satu anak yang mengucapkan terimakasih secara langsung, sedangkan delapan anak lainnya bersikap biasa saja.
Setiap kali mengingat peristiwa itu, saya mengerti pada cerita tentang keheranan Yesus ketika melihat hanya ada satu orang kusta yang kembali kepada-Nya setelah mendapati dirinya sembuh. Ia bahkan mengungkapkan rasa syukurnya dengan tersungkur di hadapan Yesus. Namun ironisnya, sembilan orang lainnya yang juga mengalami kesembuhan, tetapi tidak pernah kembali untuk berterimakasih atas mujizat yang Yesus kerjakan atas diri mereka. Jika dipikir sikap kesembilan orang itu memang keterlaluan, seolah mereka tak pernah diajarkan untuk berterimakasih atas kebaikandan pertolongan yang orang lain berikan. Terlebih mereka menerima pertolongan yang tidak biasa yakni kesembuhan dari kusta dan setelah dinyatakan tahir, maka sanksi soalpun akan terhapuskan dari kehidupan mereka.
Namun, tanpa sadar terkadang kita berlaku seperti sembilan orang kusta tadi dalam merespon kebaikan Tuhan yang pernah kita terima. Kita lupa berterimakasih, terutama ketika menerima berkat yangmenurut kita biasa atau wajar dialmi orang percaya. Padahal, jika Tuhan menarik berkat itu dari hidup kita, mungkin keadaan kita takkan pernah sama.
Berterimakasih adalah bukti bahwa kita menghargai setiap kebaikan Allah
*** HIDUP ANDA DIBERKATI ***
5
Tinggalkan Balasan