Musim Panen

Pembacaan: Ayub 5  (Elifas menegur Ayub)

Nas:“Dalam usia lanjut engkau akan turun ke dalam kubur, seperti berkas gandum dibawa masuk pada waktunya.” (Ayub 5:26)

Musim panen adalah momen yang sangat dinantikan di seluruh dunia. Tiap-tiap suku bangsa akan merayakannya sesuai dengan tradisi masing-masing. Namun, ada satu kesamaan dalam merayakan musim panen, yaitu sukacita. Musim panen adalah musim untuk bergembira dan mensyukuri hasil-hasil alam yang melimpah.

Kitab Ayub 5 menasihatkan tentang bagaimana hidup harus dijalani sebelum musim penuaian jiwa tiba. Berkat atau hukuman yang kita terima adalah hal yang lumrah dalam kehidupan. Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah, sebab itu janganlah kita menolak didikan Yang Maha Kuasa (ay. 17). Jika kita dalam penderitaan karena hukuman Allah, hendaklah kita bersabar karena Allah jugalah yang akan menyembuhkan kita. Jika kita menerima ajaran-Nya, kita akan dilepaskan dari kesesakan dan malapetaka (ay. 19). Imbalan terindah dari Allah adalah usia lanjut di dunia, dan ketika mati, kita akan diibaratkan seperti berkas gandum yang dipanen dan dibawa masuk ke lumbung tepat pada waktunya, dalam suasana penuh sukacita (ay. 26).

Tentu saja didikan Allah bukanlah hal yang mudah. Agar menjadi berkas gandum yang “berisi” kita harus menghadapi panas terik matahari, hujan badai, atau hama. Sepanjang hidup kita akan penuh dengan jatuh dan bangun. Ayub adalah contoh hidup yang merasakan langsung “didikan” Allah dan bertahan dalam kesesakan dan penderitaannya. Ia membagikan nasihat-nasihatnya agar kita juga bisa seperti dia. Setiap kali kita merasa sedang “dihajar Allah” ambillah Alkitab, bukalah kitab Ayub, ia adalah orang yang dipilih Allah untuk selama-lamanya dijadikan teladan secara tertulis bagi setiap orang yang berada dalam kesesakan.

** TETAPLAH BERTEKUN DALAM DIDIKAN ALLAH. **

Baca Renungan lain

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *