Pilihan yang sulit
Admin GKI-IAT | Diposting pada |
Pembacaan: KEJADIAN 39 (Yusuf di rumah Potifar)
Nas: “Tetapi Yusuf menolak dan berkata kepada isteri tuannya itu: “Dengan bantuanku tuanku itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia telah menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku.” (Kejadian 39:8)
Joko, seorang pegawai, dihadapkan pada situasi sulit ketika pimpinan membawanya ke tempat pelacuran, lalu berkata, “Kamu pilih saja salah satu wanita itu, nanti saya yang traktir.” Penolakan pertama dari Joko membuat pimpinannya menjawab, “Ini perintah lho. Kalau tidak mau kamu lebih baik pulang dan besok jangan bekerja lagi!” Jawaban yang sesaat membuat Joko bimbang, tetapi ia segera menjawab, “Maaf, Bos. Saya tidak ingin dipecat, tetapi saya juga tidak mau berbuat ini karena saya takut akan Tuhan.”
Kisah selanjutnya berakhir manis, keteguhan hati Joko membuat pimpinannya justru mempromosikannya. Namun, fakta kehidupan ini tidak selalu berlangsung seperti pengalaman Joko. Pengalaman Yusuf menjadi contoh yang baik manakala penolakan terhadap permintaan istri dari tuannya, dengan alasan takut akan Allah, justru berakhir dengan fitnah yang membawanya masuk penjara. Yusuf bisa saja merasakan pahit hati karena harus dijebloskan ke penjara sekalipun tak bersalah, tetapi Yusuf memilih menjalani semua itu. Sampai akhirnya rencana Allah genap atas hidupnya, lalu Yusuf dipromosikan oleh Firaun sendiri.
Pada ilustrasi di atas, seandainya Joko justru dipecat karena pilihannya untuk menaati Allah, saya yakin Tuhan akan menolong Joko. Kita pun dapat meyakini, seperti yang dialami Yusuf, bahwa Allah takkan tinggal diam ketika anak-Nya teguh berpegang pada kebenaran-dengan kesiapan menanggung segala risikonya. Bagaimana dengan keteguhan iman kita saat dihadapkan pada pilihan yang sulit?
KETIKA PILIHAN SULIT MENGHAMPIRI KITA, AMBILLAH KEPUTUSAN UNTUK TETAP MELAKUKAN KEBENARAN.
(==** HIDUP ANDA DIBERKATI** ==)
Tinggalkan Balasan