Roh-roh Jahat di Udara

Menengoklah ke kiri dan ke kanan. Apa yang tampak? Rupa-rupa. Ada banyak yang kelihatan. Tetapi sebetulnya ada pula yang tidak tampak. Itulah roh-roh halus. Demikian keyakinan orang. Sulit dibuktikan bahwa keyakinan itu betul, namun sulit juga dibuktikan bahwa keyakinan itu salah. Rasul Paulus tidak menyangkal keyakinan itu. Ia mengakui keberadaan roh-roh halus di sekitar kita. Ia menyebut roh-roh itu dengan beberapa macam sebutan: “roh-roh jahat di udara” (Ef. 6:12), “penguasa kerajaan angkasa” (Ef. 2:2), “kuasa-kuasa” (Rm.8:39), “penguasa dunia” (1Kor. 2:8), “segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan” (1Kor. 15:24-26), “pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa” (Kol. 2:15), dan beberapa sebutan umum lainnya. Apa atau siapa roh-roh itu? Jahatkah mereka? Apa sikap kita? Percayakah kita pada roh-roh itu? Apa yang harus kita perbuat? Baiklah kita lihat beberapa tulisan Paulus.

Pertama: pada ayat yang tadi dikutip jelaslah bahwa Paulus tidak menyangkal keberadaan roh-roh itu. Ia tidak meremehkan kekuatan roh-roh itu.

Kedua, dalam sebuah tulisannya, Paulus yakin bahwa pada dasarnya roh-roh itu tidak bersifat jahat, melainkan netral. Ia menulis “…… di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia” (Kol. 1:16-17). Menurut ayat ini, roh-roh itu juga merupakan ciptaan Tuhan. Roh-roh itu merupakan bagian  dari struktur antara keberadaan Tuhan dan keberadaan manusia. Struktur itu sendiri tidak jahat, meskipun dalam prakteknya nanti bisa jahat.

Ketiga, Paulus menulis, bahwa “selama kita belum akil balig” (Gal. 4:3), kita takluk kepada roh-roh itu dan berada “di bawah perwalian dan pengawasannya” (ay.2) roh-roh itu yang berperan sebagai “allah-allah” (ay.8). Kristus datang untuk membebaskan kita dari kuasa roh-roh itu (lih. Ay.6-7).

Keempat, Paulus mengingatkan bahwa roh-roh itu bisa masuk ke dalam sosok manusia. Kuasa roh jahat menjadi kuasa manusia jahat. Paulus menyebut penyaliban Yesus sebagai contoh. Tulisnya, “Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia” (1Kor. 2:8). Paulus juga menulis bahwa di belakang kekuasaan lembaga agama dan moral bisa terdapat kuasa jahat. Sebagai contoh, Paulus menyebut kuasa yang mewajibkan orang untuk mengharamkan makanan atau minuman tertentu (Kol. 2:8,15,16,20).

Kelima, Paulus yakin bahwa meskipun roh-roh itu mempunyai kuasa, namun kekuasaan tertinggi ada pada Kristus. Kebangkitan Kristus merupakan lambang perbuatan “melucuti” roh-roh itu (Gal. 2:15). Roh-roh itu tidak mampu. “….memisahkan kita dari kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus.” (Rm. 8:38-39).
( Pdt. Johni Ronny Seo, ST.h )

Satu Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *